Setelahnya, di Sebuah Teras
untuk g
sore telah lepas
menyerpih ia di atas tuts tuts
mesin ketikku
seperti remah-remah roti
menunggu sekelompok merpati
kubereskan meja dan kubersihkan
sisa-sisa kegaduhan semalam
dan beribu-ribu jam yang telah lalu
jari-jariku luka–berdarah
juga telapak tanganku
begitu tajam yang ingin kugenggam
sedang yang remah, terlepas sudah
dengan apa kutuliskan esok
sedang sesaat serambi terasa kosong
di antara angka-angka itu
aku ingin berhenti sejenak
menutup telinga dari suara-suara
yang hendak menjemput
dan memaksaku pergi
aku ingin diam. sesaat diam.
memasuki lubang-lubang kecil
di tubuh malam
dan mencair di keheningannya
ini kubaca di kompas, membuatku terharu.
Terima kasih sudah membacanya, Bumbu.